Jumat, 26 Juni 2009

WALKING LAMB : 4. Trend, Support-Ressistance, Overbought-Oversold

Nah, perhatikan baik-baik kelima istilah ini karena jika Anda benar-benar tidak memahaminya maka Anda tidak akan pernah mengetahui bagaimana menentukannya dan dengan demikian tamatlah riwayat perjalanan forex trading Anda.

Dalam bertrading, keuntungan hanya dapat kita peroleh ketika harga bergerak. Ya. Hanya ketika harga bergerak. Entah dia bergerakn naik atau bergerak turun. Nah kecenderungan harga yang bergerak dalam satu arah itulah yang dimaksud dengan trend. Trend sendiri sangat berguna dan merupakan bagian terpenting dalam menentukan posisi Anda dalam bertrading. Berhubung posisi dalam trading hanya ada dua yaitu buy dan sell, maka trend pun hanya memiliki dua jenis yaitu uptrend dan downtrend. Bahasa Indonesiafnya ya trend naik dan trend turun.

Mari perhatikan gambar dibawah ini:



Coba bayangkan jikalau kita tidak mengetahui bagaimana caranya mencari trend dalam pergerakan harga seperti ini. Ketika harga sedang berada dalam trend turun Anda membuka sebuah posisi buy dan sebaliknya ketika harga bergerak naik, Anda membuka posisi sell. Hegh… Paling tidak Anda tidak akan bisa tidur nyenyak dalam keadaan demikian karena posisi yang tersangkut hehehe.


Jadi menentukan trend yang sedang terjadi adalah sangat penting dan tidak boleh Anda abaikan begitu saja. Abaikan, maka trading Anda hanya akan menjadi sebuah perjudian. Remehkan, maka market akan menendang Anda hingga terasa sakit berhari-hari dan kadang berbulan-bulan. Bergantung efek sosial yang ditimbulkannya karena Anda kehilangan sejumlah uang.

Kebanyakan analisa teknikal digunakan untuk memprediksi trend dan sejauh mana trend akan berlangsung. Beberapa indikator seperti Moving Average atau Parabolic SAR juga digunakan untuk mengetahui sedang kemanakah market sedang berlari.

Namun ada keadaan-keadaan dimana market tidak bergerak naik atau turun yang biasa disebut side ways. Dalam keadaan demikian, membuka posisi beli atau jual sama saja menghabiskan kesabaran yang pada akhirnya menggerus emosi Anda dalam bertrading. Situasi side ways biasanya terjadi ketika market Eropa atau Amerika sedang tutup atau sedang menunggu berita besar. Dalam keadaan demikian tidak banyak perdagangan yang terjadi sehingga menyebabkan situasi side ways terjadi. Well, hindari keadaan itu.


Support dan Ressistance

Istilah lainnya yang perlu Anda ketahui adalah yang biasa dinamakan dengan Support dan Ressistance. Sekarang mari kita perhatikan bersama ketika sebuah trend sedang berlangsung. Katakanlah sebuah uptrend. Adakah sebuah trend yang tidak pernah berakhir? Tentu tidak. Setiap kenaikan akan mencapai titik puncaknya untuk kemudian berhenti naik dan berlanjut dengan penurunan. Demikian juga sebaliknya, ketika harga bergerak turun, akan ada suatu saat dimana penurunan berhenti dan harga kembali naik.

Titik-titik dimana kenaikan dan penurunan harga tersebut berhentilah yang dinamakan titik support dan ressistance. Batas bawah dari pergerakan harga biasa dinamakan dengan Support sementara batas atasnya biasa disebut sebagai ressistance.

Kedua titik tersebut sangat vital dalam trading Anda kelak. Tanpa mengetahui titik tersebut maka kita hanya dapat mengikuti trend tanpa mengetahui bahwa sebenarnya umur trend tersebut sudah tidak akan lama lagi akan akan digantikan dengan trend sebaliknya atau situasi side ways.

Ada banyak cara dalam menentukan sebuah titik support dan ressitance. Beberapa trader menggunakan indikator untuk mengetahuinya. Lainnya menggunakan deret Fibonacci sementara yang lain menggunakan history pergerakan harga dimasa lampau. Saya sendiri tidak mau terlalu pusing untuk menghitung support ressistance dengan menggunakan perhitungan yang rumit. Bagi saya forex sudah cukup rumit dengan analisa dan psikologi yang kompleks didalamnya. Jadi, mengapa tidak kita sederhanakan saja? Sometimes simple is better.

Cara yang termudah dalam menentukan support dan ressistance adalah dengan mengetahui pergerakan harga terrendah dan tertinggi dimasa yang lalu pada periode tertentu, misalnya satu bulan. Coba perhatikan grafik berikut ini:



Grafik diatas adalah grafik untuk GBPUSD pada tanggal 20 hingga tanggal 26 April 2007 dengan periode 1 jam. Perhatikan bahwa harga bergerak naik tetapi tidak melebihi daerah yang telah diberi tanda garis berwarna biru. Ketika harga bergerak naik hingga mendekati 2.0060 maka seolah-olah harga kehilangan kemampuannya untuk bergerak naik lagi melewati titik tersebut dan sebaliknya ketika dia bergerak turun, harga tidak dapat menembus titik 1.9970 yang merupakan batas terrendahnya. Titik 2.0060 itulah yang dinamakan dengan ressistance dan 1.9970 dinamakan support.

Kedua titik ini sebenarnya adalah cerminan titik psikologis yang diakui oleh pelaku pasar secara bersamaan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada dasarnya pergerakan harga ditentukan oleh hukum demman and supply (permintaan dan penawaran). Ketika permintaan naik sementara penawaran tetap maka mata uang akan menguat dan sebaliknya ketika penawaran banyak dan permintaan tetap maka mata uang akan melemah dikarenakan banyaknya supply yang beredar di pasar.

Nah dalam keadaan harga uptrend misalnya, maka secara psikologis akan menyebabkan tergulirnya bola salju besar dan saling menguatkan. Ketika harga mulai merangkak naik maka para trader seperti biasanya akan mengikuti trend yang sedang terjadi dan mengambil sebah posisi buy. Hal ini mengakibatkan permintaan naik sehingga harga terus terdongkrak naik.

Namun dilain sisi mayoritas trader juga mengantisipasi berakhirnya trend dengan mengambil sebuah titik ressistance tertentu. Pada titik itu mereka tidak lagi melakukan aksi buy sebaliknya mereka akan melakukan aksi profit taking dengan menjual mata uang yang telah mereka beli sebelumnya. Nah jikalau semua orang melakukan hal demikian secara otomatis permintaan berkurang dan kenaikan mata uang mulai kehilangan tenaganya. Akibatnya, harga kembali bergerak turun.

Jadi kuncinya disini adalah bagaimana menentukan titik support dan ressistance yang sama dengan titik support ressistance pasar secara kolektif. Jika kita mengetahui titik-titik ini maka trading akan jauh lebih mudah.

Lalu sekarang muncul pertanyaan baru dalam benak kita: Mungkinkah titik support dan ressitance tersebut dapat ditembus oleh pergerakan harga? Jawabannya adalah mungkin. Sulit memang tapi mungkin-mungkin saja.

Dalam keadaan dimana pembeli menang dan penjual lebih sedikit, tentu saja harga dapat kembali terus naik meskipun sudah mencapai titik ressistancenya. Dalam keadaan demikian maka sebenarnya suara titik support dan ressistance pada market tidak seragam dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok memperkirakan harga tidak akan naik sampai level tertentu sementara kelompok lainnya berpendapat harga dapat naik melewari level yang ditentukan kelompok pertama. Jika kelompok kedua menang, tentu saja support atau ressistance akan pecah.

Apa yang akan terjadi ketika titik sup dan res tersebut tertembus? Jawabannya adalah akan terbentuk titik support dan ressistance yang baru. Titik ressistance yang tertembus akan menjadi titik support sementara titik ressistance baru akan kembali terbentuk. Perhatikan gambar berikut:



Ini merupakan grafik GBPUSD dengan menggunakan time frame harian. Nampak pada daerah yangi diberikan tanda lingkaran, harga menembus titik ressistancenya. Akibatnya harga bergerak semakin menjauhi titik ressistance tersebut hingga terbentuk titik ressistance baru pada garis horizontal paling atas.Titik ressistance yang tadinya tertembus kini berubah menjadi titik support yang baru dan kini harga bergerak pada rangenya yang baru.

Kini persoalan berikutnya yang tertinggal adalah bagaimana mengetahui bahwa harga akan menembus titik support ressistance nya atau tidak. Hahaha, kalau sudah sampai disini Anda harus mempelajari beberapa instrumen analisa teknikal terutama yang bertipe oscillator untuk menegetahui titik jenuh beli atau jenuh jualnya. Perlu juga diperhitungkan situasi fundamental yang terjadi. Tidak mudah memang. Sebagian besar mengetahui titik-titik kritikal tembus tidaknya sup dan res dari pengalamannya setelah bertahun-tahun trading. Ya saya juga sih. Jadi harus diakui pengalaman itu penting.

Ok anak-anak sampai disini pelajaran sup dan res kita. Cukup mudah bukan? (Apakah saya mendengar ada yang berseru: “Ya bu guru…”)


Overbought dan Oversold

Ok kita masuk point berikutnya dari analisa teknikal yaitu istilah yang dinamakan sebagai jenuh beli dan jenuh jual (overbought-oversold atau biasa disingkan OB dan OS saja biar tidak capek menulisnya). OB dan OS merupakan keadaan dimana harga tidak dapat lagi melanjutkan trendnya dikarenakan sudah terlalu mahal atau terlalu murahnya harga sehingga trend tidak dapat lagi dilanjutkan. Berbeda dengan sup dan res yang merupakan level psikologis yang pada dasarnya hanyalah kesepakatan bersama tidak resmi diantara sesama trader, OB dan OS sendiri merupakan sebuah keadaan yang lumrah dan nyata terjadi di pasar (bukan semata perkara psikologis).

Andaikata sebuah trend naik sedang terjadi, maka dalam keadaan ini mata uang menjadi lebih mahal dari biasanya. Jika kita menemukan grafik GBPUSD sedang menanjak naik misalnya, itu artinya GBP sedang bertambah mahal nilainya dibandingkan USD. Pelaku pasar terus menerus memburu GBP dikarenakan diharap harga akan terus beranjak naik dan mereka pun masih memiliki modal yang cukup untuk melakukan aksi belinya.

Namun akan ada suatu titik dimana pembeli tidak mungkin lagi membeli GBP dikarenakan harganya sudah terlalu mahal. Bukan saja perkara pendapat pembeli bahwa harga terlalu mahal, tapi lebih dari itu adalah modal mereka sudah tidak dapat lagi mencukupi untuk membeli GBP dalam jumlah tertentu. Nah keadaan inilah yang dinamakan titik jenuh beli atau OB.

Sebaliknya ketika downtrend sedang terjadi, akan ada suatu titik dimana harga akan berhenti turun dikarenakan harga jual sudah terlalu murah sehingga penjual tidak mungkin lagi menjual mata uangnya atau mereka akan merugi. Inilah yang dinamakan jenuh jual OS.

Dalam keadaan harga mencapai titik OB atau OS nya maka diharapkan harga akan berbalik arah dan trend akan segera berhenti. Jadi ketika bergerak naik dan titik OB sudah tercapai, maka harga akan kembali trend naik akan berhenti lalu digantikan dengan bergerak turunnya mata uang. Begitu juga sebaliknya ketika harga bergerak turun lalu kemudian memasuki area OS maka harga akan bergerak kembali naik dan trend turun pun berhenti.

­Sering kali OB dan OS juga terjadi pada titik-titik Sup dan Res dikarenakan memang keduanya adalah titik yang bersifat sama yaitu trend counter. Namun tidak selalu demikian. Tentu saja keputusan buy dan sell akan sangat menunjang sekali apabila harga tidak berada pada titik-titik ekstrim ini.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya menentukan titik OB dan OS ini? Cara yang termudah adalah dengan menggunakan indikator bertipe Oscillator seperti RSI atau Stochastic. Indikator-indikator ini memang dirancang untuk menentukan titik-titik OB dan OS.

Mari kita gunakan salah satu contoh indikator: yaitu Stcohastic Oscillator. Pada Stocastic, area OB terjadi ketika nilai Stochastic berada pada level diatas 80 dan OS terjadi ketika Stochastic berada pada level dibawah 20. perhatikan gambar berikut ini:



Area yang diarsir berwarna oranye merupakan area jenuh beli dan jenuh jual. Anda dapat melihatnya pada lingkaran berwarna merah yang saya gambarkan. Ketika harga bergerak turun dan kemudian menyentuh area jenuh jualnya maka harga kembali bergerak naik dikarenakan harga sudah terlalu murah untuk dijual oleh penjual. Keadaan yang sama juga terjadi pada area jenuh beli.

Perihal penggunaan Stiochastic ini lebih detil kita akan bahas pada sesi berikutnya dari analisa teknikal. Harap bersabar.

Nah dengan memperhatikan kita dapat memperkirakan kapankan sebuah trend berakhir dan digantikan dengan trend berikutnya. Dengan demikian kita dapat mengatur timing pembukaan posisi menjadi lebih baik lagi.

See you at the next lesson.

Sumber : http://belajarforex.com

Comments :

0 comment to “WALKING LAMB : 4. Trend, Support-Ressistance, Overbought-Oversold”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by GAMES